Jujur…
Sosokmu membuat mataku berhenti berkedip
Kilau bulir keringat di badanmu bergulir
Menetes jatuh di lekuk bentukan bahu tegapmu
Sehingga kini naik turun nafasmu terlihat jelas
Pening di kepalaku seakan memuncak
Ketika tangan kuatmu mengacak kasar helai rambutmu
Menyisakan beberapa helai yang jatuh menghias rahang karangmu
Berlapis aura berkarisma tanpa cela
Aku tercekat, berhenti bernafas
Tertahan pandanganmu yang sedingin hujan es di antartika
Dan segaris senyum semisterius munculnya aurora di bumi
Menyebarkan kehangatan berbias hampa
Lalu aku jatuh terduduk…
Menikmati suaramu, sejernih tetes hujan jatuh di kerikil
Membayangkan harum lembut aroma tubuhmu
Memimpikan lembut kasarnya kulitmu
No comments:
Post a Comment