Nenekku perhatian luar biasa. Setiap mau ujian, air yang dibacain Surat Yassin plus jarum runcing yang diselipin di bawah kerah kemeja seragam selalu ada. “Biar otak setajam jarum,” katanya.
Nenekku selalu bilang, “Putus cinta itu biasa.” Kalimat optimis buat ‘bangun lagi’ dan ga’ bikin napsu bunuh diri setelah terseok-seok putus cinta.
Nenekku pelit air mata. Engga ada waktu buat bermenye-menye walaupun badan dah hampir patah nahan susah dan sedih.
Nenekku adalah perempuan modern yang mendukung gerakan emansipasi tanpa pernah merendahkan laki-laki. Menurutnya di balik laki-laki hebat pasti ada perempuan hebat.
Nenekku kupanggil Enin, yang sekarang Insya Allah sedang istirahat di pangkuan Allah SWT. Pemikiran-pemikirannya semoga jadi amalan ga’ putus-putus buat meneranginya di alam sana .
Sampai ketemu nanti ya, Nin… Insya Allah kita ketemu di surga :)